klub bunga batu – Outbound Malang | Outbound Training di Malang http://www.nolimitadventure.com Provider Outbound Training di Malang klien dr instasi pemerintah dan swasta : Outbound di malang, outbound malang Sat, 14 May 2016 08:17:20 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=4.5.2 http://www.nolimitadventure.com/wp-content/uploads/2016/03/cropped-outboundmalang-1-32x32.jpg klub bunga batu – Outbound Malang | Outbound Training di Malang http://www.nolimitadventure.com 32 32 Artikel Motivasi:KETANGGUHAN PRIBADI http://www.nolimitadventure.com/artikel/artikel-motivasiketangguhan-pribadi.html http://www.nolimitadventure.com/artikel/artikel-motivasiketangguhan-pribadi.html#comments Tue, 15 Nov 2011 02:05:59 +0000 http://www.nolimitadventure.com/?p=1002

Post by : outbound malang

Hai orang yang beriman!

Bertakwalah kepada Allah,

carilah jalan supaya dekat kepada-Nya.

Dan berjihadlah di jalan-Nya, supaya kamu berjaya.

– Q.S. 5 Surat Al Ma’idah (Hidangan) Ayat 35 –

Ketangguhan pribadi adalah ketika seseorang berada pada posisi atau dalam keadaan telah memiliki pegangan prinsip hidup yang kokoh dan jelas. Seseorang bisa dikatakan tangguh apabila ia telah memiliki prinsip yang kuat sehingga tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan yang terus berubah dengan cepat. Ia tidak menjadi korban dari pengaruh lingkungan yang dapat mengubah prinsip hidup atau cara berpikirnya. Prinsip hidupnya bersifat abadi dan tidak akan goyah meski diterpa badai sekeras apa pun. Ia mampu untuk prinsip yang dianut dengan kondisi lingkungannya, tanpa ia harus kehilangan pegangan hidup. Ia telah memiliki prinsip dari dalam diri keluar, bukan dari luar ke dalam. Ia pun mampu mengendalikan pikirannya sendiri ketika berhadapan dengan situasi yang sangat menekan sekalipun.

Seseorang boleh dikatakan tangguh apabila sudah merdeka dari berbagai belenggu yang bisa menyesatkan penglihatan dan pikiran, sehingga tidak terhanyut oleh belenggu yang bisa menyesatkan. Ia mampu untuk terus menjaga pikiran untuk tetap jernih dan dalam kondisi fitrah, sehingga segala kebijaksaan yang dibuatnya terbebas dari paradigma yang menutup mata dan telinga dari kebenaran.

Orang yang memiliki ketangguhan pribadi tidak akan pernah sakit hati, apabila ia sendiri tidak mengizinkan hatinya untuk disakiti. Ia mampu memilih respon atau reaksi yang ia sukai yang sesuai dengan prinsip yang dianut. Di sinilah pusat rasa aman yang sebenarnya, bukan pada lingkungan yang labil, tetapi pada iman yang mantap. Ia memiliki pedoman yang jelas dalam mencapai tujuan hidup, dan ia pun tetap fleksibel serta bijaksana dalam menghadapi berbagai realitas kehidupan yang riil. Ia mampu menikmati hidup, meskipun orang lain melihat bahwa ia sedang dalam kesengsaraan menurut ukuran mata telanjang. Itulah ketangguhan pribadi yang dihasilkan apabila seseorang hanya berpegang kepada Allah Yang Esa, dan tidak ada Ilah lain baginya kecuali Allah SWT yang menjadi gantungan hidup. Ia hanya bisa menderita apabila Allah meninggalkannya, tetapi ia tahu persis selama ia berpegang teguh pada syahadat (janjinya) kepada Allah maka Allah tidak akan pernah meninggalkannya. Dan ia pun tahu dengan pasti bahwa pegangannya itu adalah Allah SWT yang bersifat Maha Pengasih dan Penyayang terhadap dirinya. Laa mahbuba illa huwa Allah, tidak ada yang dicintai kecuali Dia Allah.

Pribadi muslim yang berpijak pada pondasi tauhid pastilah seorang pekerja keras, namun nilai bekerja baginya adalah untuk melaksanakan tugas suci yang telah Allah berikan dan percayakan kepadanya kepadanya, ini baginya adalah suatu ibadah. Bahkan ia bekerja jauh lebih keras dari yang kita kira, karena ia bekerja bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Tuhannya Yang Maha Tinggi. Jadi, standar kualitasnya tinggi sekali. Teladannya adalah Nabi Muhammad SAW dan acuannya adalah Allah SWT Yang Maha Tinggi dan mulia. Itulah ketangguhan pribadi sesungguhnya, hasil ‘celupan’ Allah, Tuhannya yang sangat dicintainya.

Secara sistematis, ketangguhan pribadi adalah seseorang yang telah memiliki prinsip berpikir sebagai berikut:

  1. Selalu memiliki Prinsip Landasan dan Prinsip Dasar, atau Prinsip Bintang, yaitu beriman hanya kepada Allah SWT.
  2. Memiliki Prinsip Kepercayaan, yaitu beriman kepada malaikat.
  3. Memiliki Prinsip Kepemimpinan, yaitu beriman kepada Nabi dan Rasul-Nya.
  4. Selalu memiliki Prinsip Pembelajaran, yaitu berprinsip kepada Al Qur’an Al Karim.
  5. Memiliki Prinsip Masa Depan, yaitu beriman kepada “Hari Kemudian”.
  6. Memiliki Prinsip Keteraturan, yaitu beriman kepada “Ketentuan Allah”.

Selanjutnya dalam pelaksanaannya ia memiliki tiga langkah sukses, pertama memiliki mission statement yang jelas yaitu “Dua Kalimat Syahadat”, kedua memiliki sebuah metode pembangunan karakter sekaligus simbol kehidupan yaitu “shalat lima waktu”, dan ketiga ia memiliki kemampuan pengendalian diri yang dilatih dan disimbolkan dengan “puasa”. Prinsip dan langkah ini teramat penting, karena akan menghasilkan suatu kecerdasan emosi dan spiritual (ESQ) yang sangat tinggi (Akhlakul Karimah). Untuk mendukung pendapat ini, saya akan menyampaikan pendapat seorang ahli sebagai berikut: “Dibandingkan dengan IQ dan keahlian, kecapakan emosi berperan dua kali lebih besar. Ini berlaku untuk semua kategori pekerjaan, dalam semua bentuk perusahaan dan organisasi. Analisis Hay/Mc Ber didasarkan pada data terbaik, hasil-hasil yang diperoleh dari wawancara mendalam, uji yang ekstensif, dan evaluasi terhadap ratusan pekerja. Sekali lagi, kecakapan emosi ternyata dua kali lebih penting untuk meraih keunggulan dibandingkan intelektualiotas dan keahlian murni.”

Apabila saya “analogikan” dengan Teori Molekul maka Fitrah adalah sebuah inti atom. Inti atom ini kemudian dilapisi dan dilindungi dengan 6 Rukun Iman yang menjaga inti atom tersebut, agar selalu tetap terjaga kemurniannya. Untuk mengasah dan mempertahankan serta meningkatkan energi inti atom (fitrah) itu maka ia dilingkari dan dikelilingi oleh syahadat, shalat, dan puasa yang terus berputar-putar secara teratur, seperti elektron mengelilingi inti atom. Hasilnya adalah kualitas tingkat keimanan yang kuat dan terpelihara yang akan menghasilkan suatu “Ketangguhan Pribadi” yang hebat (lihat Gambar: ESQ Model®).

Analogi ESQ Model ini menggambarkan suatu keteraturan sistem, seperti galaksi Bima Sakti, bulan yang mengelilingi bumi, bumi yang mengelilingi matahari, dan elektron-elektron yang mengelilingi inti atom. Begitu pula God-Spot (fitrah) yang dikelilingi oleh Iman, dan Iman yang dikelilingi oleh 5 Rukun Islam, semua teratur, yang membentuk suatu sistem dalam satu keesaan tauhid.

Lima lingkaran terluar pada skema ESQ Model seluruhnya mengitari atau mengorbit pada titik Tuhan (God Spot). Penetapan misi (mission statement) dan pembangunan karakter (character building), semua beredar mengitari inti. Ini melukiskan bahwa misi kehidupan dan karakter kita harus terpusat kepada kehendak Tuhan. Begitu pula dengan pengendalian diri (self controling), harus sesuai dengan kehendak Tuhan, dengan mengikuti garis edar. Kolaborasi strategis atau sinergipun harus pula berprinsip kepada suara hati pada titik Tuhan, bukan kepentingan golongan. Begitupun aksi total yang merupakan transformasi dari alam pikiran ke alam nayata, semua kegiatan manusia harus mengorbit pada kehendak suara hati ilahia pada titik Tuhan secara sangat seimbang.

Seumpama ESQ Model sebuah sistem rara surya, kelima planet Rukun Islam memiliki masa edar yang berbeda didalam mengelilingi inti (waktu evolusi). Planet syahadat berevolusi sembilan kali dalam sehari semalam, diucapkan di dalam tahiyat awal dan akhir ketika melakukan shalat. Plenet puasa bergerak pada garis edar satu kali dalam setahun (sebelum penuh). Zakat satu kali dalam setahun. Dan ibadah Haji satu kalu seumur hidup. Perhatikanlah ini baik-baik, semakin jauh, dan semakin berat beban, maka gerakan menajadi semakin lambat. Ada suatu kekuatan maha dahsyat yang menggerakan ini semua. Apabila salah satu planet pada susunan tat surya macet Mars berhenti beredar misalnya, maka niscaya alam akan hancur. Begitu pula apabila salah satu rukun Islam diabaikan maka moral dan susunan tat sosial akan rusak, seperti yang terjadi saat ini di Indonesia. Itulah sebabnya pelaksanaan rukun Islam waji hukumnya. Seperti kewajiban planet-planet pada galaksi Bima Sakti untuk mengelilingin inti, demi keseimbangan alam sementa, semua sujud kepada Allah.

Gerakan mengelilingi inti yang dilakukan berulang-ulang, melambangkan suatu langkah penyempurnaan dan pengesahan untuk menuju kepada sifat-sifat ilahiah, dan semua karena Allah semata. Itulah gerakan yang dinamakan Ihsan.

Demi matahari, dan cahanya di pagi hari. Demi bulan bila ia mengelilingi (matahari). Demi siang bila ia menampakkan (matahari). Demili malam bila ia menutupinya. Demi langit dan yang dibina padanya. Demi bumi dan yang dibentangkan atasnya. Demi suka dan penyempurnaannya.

– Q.S. 91 Surat Asy Syams (Matahari) Ayat 1-7 –

Incoming search terms for the article:

– Outbound Malang

– Outbound di Malang

– Outbound Training

]]>
http://www.nolimitadventure.com/artikel/artikel-motivasiketangguhan-pribadi.html/feed 1
Artikel Motivasi:KESADARAN DIRI http://www.nolimitadventure.com/artikel/artikel-motivasikesadaran-diri.html Fri, 11 Nov 2011 01:54:04 +0000 http://www.nolimitadventure.com/?p=994 Post by : Outbound Malang

Ketujuh belenggu di atas, yakni prasangka, prinsip, pengalaman, prioritas dan kepentingan, sudut pandang, pembanding, dan literatur-literatur merupakan hal yang sangat mempengaruhi cara berpikir seseorang, oleh karena itu “kemampuan” melihat sesuatu secara jernih dan obyektif harus didahului oleh kemampuan mengenal faktor-faktor yang mempengaruhinya itu. Caranya adalah dengan mengembalikan manusia pada fitrah hatinya atau “God-Spot”. Sehingga manusia akan mampu melihat dengan “Mata Hati”, mampu memilih dengan tepat, memprioritaskan dengan benar. Dari cara melihat yang obyektif ini maka keputusan yang diambil akan benar dan dengan cara yang adil dan bijaksana sesuai dengan fitrah dan suara hati. Itulah contoh-contoh kecerdasan emosional dan spiritual yang tinggi, atau ESQ yang cerdas.

Menyebutkan secara berulang-ulang, melalui ucapan, pikiran dan hati sekaligus, seuah suara hati akan mampu mendorong pikiran untuk menjadi suci dan bersih, sehingga membekas di hati. Ucapan Subhanallah, Maha Suci Allah, harus diterapkan untuk membangun kekuatan pikiran bawah sadar, sehingga akan mendarah daging di dalam diri kita menjadi sesuatu kekuatan, itulah yang disebut “Repetitive Magic Power” yang akan menghilangkan pengaruh pikiran-pikiran buruk, paradigma, dan ketujuh belenggu di atas, yang membuat manusia menjadi buta hati, tidak peka atau memiliki kecerdasan hati yang minim. Repetitive madic power ada dzikir, dan bertasbih. Mengingat kesucian nama Tuhan setiap hari akan terus membantu danmengandalikan kejernihan hati manusia, maka ia akanmampu melihat sesuatu permasalhan tanpa didasari latar belakang interest, pembanding dari sudut pandang subyektif, tetapi melihat sesuatu secara apa adanya, bukan memandang sesuatu menjadi merah karena lensa kacamata anda merah, atau semua hijau karena lensa kacamata anda hijau, namun pergunakanlah lensa kacamata bening sehingga anda mampu membedakan mana yang hijau danmana yang merah. Ingatlah cara berpikir Tuhan yang Suci. Pikiran kita seperti tanah tempat kita bercocok tanam, tanaman adalah ide, visi atau sesuatu gagasam. Apabila tanah tersebut sudah tercemar dan rusak, maka tanaman akan rusak dan mati, begitu pula dengan ide dan gagasan apabila ditanam pada pikiran yang kotor. Jadi sebelum merespon suatu permasalahan, melihat suatu peluang, menyusun suatu rencana, atau mengambil suatu langkah, maka langkah pertama yang terpenting adalah periksa dulu hati dan pikiran yang kita miliki, apakah sudah bebas hama?

Langkah pengenalan hama dan pembersih God-Spot itulah yang disebut “Zero Mind Process” atau pembentukan hati dan pikiran yang jernih dan suci. Dia akan siap untuk menghadapi berbagai rintangan karenan mampu bersikap positif dan akan tanggap terhadap suatu peluang serta bisa menerima pemikiran baru tanpa dipengaruhi dogma yang membelenggu. Merdeka dan berpikir, dan hasilnya akan tercipta pribadi-pribadi yang kreatif, berwawasan luas, terbuka atau fleksibel, mampu berpikir jernih dan God-Spot anda akan kembali bercahaya.

Zero Mind Process adalah sebuah landasan awal dalam memahami pemikiran tentang ESQ dalam buku ini. Apabila dalam shalat dinamakan Takbiratul Ihram, dan di dalam haji dinamakan Ihram, maka dalam buku ini saya namakan Zero Mind Process. Ketiganya diletakkan pada tahap awal, sebelum kegiatan atau rukun-rukun yang lain dilakukan. Intinya adalah, dibutuhkan sebuah kejernihan hati dan pikiran sebelum mencari dan menemukan kebenran. Kebenaran yang sesuai dengan Human Nature, dan kehendak Tuhan Sang Pencipta.

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan mantap kepada agama manurut fitrah Allah yang telah menciptakan fitrah itu pada manusia. Tiada dapat diubah (hukum-hukum) ciptaan allah. Itulah agama yang benar, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.”

– Q.S. 30 Surat Ar Ruum (Bangun Romawi) Ayat 30 –

Incoming search terms for the article:

– Outbound Malang

– Outbound di Malang

– Outbound Training

]]>
MENTAL BUILDING MEMBANGUN MENTAL http://www.nolimitadventure.com/artikel/mental-building-membangun-mental.html Mon, 07 Nov 2011 02:37:52 +0000 http://www.nolimitadventure.com/?p=979 Post by : Outbound Malang

Sungguh, orang-orang yang beriman dan melakukan amal kebaikan merekah mahluk sebaik-baiknya.

– Q.S. 98 surat Al Bayyinah (Bukti Nyata) Ayat 7 –

Setelah melalui Bagian Satu, yaitu “Penjernihan Emosi”, anda diharapkan sudah bisa mengenali tujuh faktor yang dapat membelenggu God-spot (fitrah), yaitu: prasangka negatif, prinsip hidup, pengalaman, kepentingan dan prioritas yang subyektif, sudut-sudut pandang, pembanding yang tidak obyektif, dan literatur-literatur. Pada bagian tersebut anda diharapkan sudah mampu mengantisipasi dan menjernihkan hati dan pikiran anda yang mungkin terbelnggu, baik secara disadari atau tanpa disadari.

Pada bagian “anggukan Universa”, saya berharap akan timbul suatu kesadaran diri bahwa pada dasarnya manusia memiliki hati yang universal, dengan syarat anda telah memiliki kejernihan hati, serta sudah terbebas dari ketujuh belenggu di atas. Juga akan muncul suatu kesadaran diri bahwa pada hakikatnya anda diberikan suatu karunia oleh Tuhan untuk bebas memilih reaksi anda sendiri terhadap suatu permasalahan yang timbul, atau terhadap suatu gagasan yang dimiliki (freedom of choice). Pada Bagian Satu itu, anda diharapkan juga sudah menyadari akan arti pentingnya efektifitas Bimillahirrahmanirrohim dan keseimbangannya, yang mendahulukan upaya ketimbang menunggu hasil, serta selalu bersikap rahman dan rahim, dan memiliki pemahaman akan arti penting kecerdasan emosi dan spiritual atau ESQ.

Pada Bagian dua ini, setelah anda memiliki kejernihan hati, maka anda akan mulai diisi dan dibangun melalui enam Prinsip yang didasarkan atas Rukun Iman, yaitu membangun prinsip bintang sebagai pegangan hidup; memliki prinisp malaikat sehinggat anda selalu dipercaya oleh orang lain; memiliki prinisp kepemimpinan yang akan membimbing anda menjadi seorang pemimpin yang berpengaruh; menyadari akan arti pentingnya prinsip pembelajaran yang akan mendorong kepada suatu kemajuan; mempunyai prinsip masa depan, sehingga anda akan selalu memiliki visi, dan terakhir yaitu memiliki prinsip keteraturan, sehingga tercipta suatu sistem dalam satu kesatuan tauhid, atau prinsip esa di dalam berpikir.

Setelah melalui pemahaman ekeenam prinsip ini, maka diharapkan anda akanmemiliki suatau landasan kokoh untuk memiliki sebuah kecerdasan hati, yang terbentuk di dalam diri anda. Dan yang terpenting adalah bahwa anda mempunyai suatu pegangan pasti, berupa sebuah prinsip yang sangat kuat dan tidak akan berubah meskipun menghadapi berbagai rintangan dan permasalahan yang sangat berat sekalipun, prinsip in akan abadi selamanya. Inilah sumber kebahagiaan dan ketenteraman di dalamhidup anda dan landasan bagi suatu kecerdasan emosi yang tinggi dan pintu gerbang menuju suatu keberhasilan baik lahir maupun batin.

Semua hasil karya terbaik manusia yang pernah ada, baik yang berbentuk fisik maupun nonfisik, awalnya tercipta melalui proses berpikir dalam alam pikiran. Kemudian dikembangkan dan diwujudkan pada alam nyata. Marilah kita simak contoh pertama, ketika sebuah mobil tercipta dalam berbagai bentuk, type, ukuran, dengan segala kecanggihannya. Terbayangkah dibenak kita, bahwa berabad-abad lalu ada orang yang menciptakan sebuah imajinasi mobil dalam pikirannya kemudian mewujudkannya di alam nyata? Contoh kedua, siapa menyangka air putih yang sehari-hari kita minum, ternyata menjadi sebuah bisnis besar “air mineral’? contoh-contoh di atas memberikan kita sebuah pemahaman bahwa betapa kekuatan berpikir (iman) memiliki potensi besar bagi hidup manusia.

Proses berpikir yang efektif memiliki dasar dan kerangka rujukan yang jelas, dengan didasari rasa tanggung jawab iman. Iman di sini yaitu menyakini dalam hati, mengucapkan dalamlisan serta mengamalkan dalam perbuatan. Iman sebagai dasar rujukan dalam proses berpikir secara aktual yang dimanifestasikan dalam bentuk amalshaleh yaitu untuk mewujudkan rahamatan lil ‘alamin, keseimbangan bagi alam dan segala isinya.

Untuk mencapai kondisi yang rahmatan lil ‘alami, dimana sebuah cita-cita luhur dapat digantungkan setinggi-tingginya, ada dua hal pokok yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Yang pertama, membangun prinsip berpikir yang benar dengan pijakan dasar yang kuat. Konsep berpikir di sini berhubungan kuat dengan kemampuan nalar (reasoning power) seseorang. Dengan kemampuan nalar ini seseorang dapat mencerna unsur-unsur penting seperti pandangan, paradigma, nilai-nilai dan visi ke depan.pokok yang kedua dinamakan kecerdasan emosi (emotional quotient) yang meliputi unsur suara hati, kesadaran diri, motivasi, etos kerja, keyakinan, integritas, komitmen, konsistensi, presistensi, kejujuran, daya tahan danketerbukaan. Ia semacam motivator dan inspirator utama bagi seseorang untuk mengerahkan seluruh potensi berpikir atau bernalar secara kognitif.

Pada gambar ESQ Model terdapat enam azas yang berfungsi untuk melindungi pusat orbit, atau Fitrah (God Spot). Keenam azas ini berfungsi untuk menjaga agar fitrah di pusat tetap utuh terpelihara. Dan karakteristik dari keenam azas ini adalah sesuai dengan sifat dasar manusia (human nature) yang sejalan dengankehendak hati nurani, serta kehendak alam, sebagai cerminan dari kehendak Allah Yang Maha Kuasa. Bahkan urutan keenam azas ini disusun secara sistematis sehingga saling menopang antara satu prinsip dengan prinsip yang lain. Semuanya bergerak melingkari titik Tuhan, yaitu berkiblat kepada kehendak Allah. Enam azas ini adalah metode ringkas untuk membangun metal hanif, sehingga seseorang akanmampu mendengar bisikan suara hati ilahiah sebagai bimbingan dari Sang Maha Sempurna.

Incoming search terms for the article:

– Outbound Malang

– Outbound di Malang

– Outbound Training

]]>
Pemimpin yang Dipercaya http://www.nolimitadventure.com/artikel/pemimpin-yang-dipercaya.html Thu, 03 Nov 2011 02:20:23 +0000 http://www.nolimitadventure.com/?p=977 Post by : Outbound Malang

Ia-lah yang menjadikankamu khalifah di atas bumi. Maka barangsiapa yang ingkar, keingkarannya membalik kepada dirinya sendiri. dan kekafiran mereka hanya menambah kebencian Tuhannya kepada orang yang kafir. Kekafiran mereka hanya menambah kerugian (mereka sendiri).

– Q.S. 35 Surat Faathir (Pencipta) Ayat 39 –

Seorang yang memiliki integritas tinggi adalah orang-orang yang dengan penuh keberanian dan berusaha tanpa kenal putus asa untuk dapat mencapai apa yang ia cita-citakan. Cita-cita yang dimilikinya itu mampu mendorong dirinya untuk tetap konsisten dengan langkahnya. Ketika anda mencapai tingkat ini, maka orang lain akan melihat bagaimana aspek ‘mulkiyah’ yaitu komitmen anda, sehingga orang kemudian akan menilai dan memutuskan untuk mengikuti atau tidak mengikuti anda. Integritas akan membuat anda dipercaya, dan kepercayaan ini akan menciptakan pengikut. Dan kemudian tercipta sebuah kelompok yang memiliki kesamaan tujuan. Inilah tangga kedua kepemimpinan, setelah mencapai landasan sebagai pemimpin yang dicintai maka tingkat kedua adalah integritas yang menciptakan kepercayaan.

Integritas adalah sebuah kejujuran. Integritas tidak pernah berbohong dan integritas adalah kesesuaian antara kata-kata dan perbuatan yang menghasilkan kepercayaan. Ketika pertama kali Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dari Allah SWT dia merasa bingung, “siapa yang akan kuajak? Dan siapa pula yang akan mendengarkan?” — Sudah sewajarnya apabila Khadijah percaya kepadanya. Ia sudah mengenalnya benar. Selama hidupnya laki-laki itu selalu jujur. Lalu Khadijah menyatakan beriman atas kenabiannya itu. Inilah hadiah sebuah kepercayaan dari orang lain yang diperoleh karena sikap jujur Nabi Muhammad SAW, yang dijuluki ‘Al Amin’ itu, saat itu dia memperoleh seorang pengikut.

Nabi Muhammad SAW menghadapai tantangan yang sangat berat ketika pertama kali harus meluruskan akhlak Quraisy. Tahu benar ia, betapa kerasnya mereka itu. Dan betapa pula kuatnya mereka berpegang kepada berhala yang disembah-sembah nenek-moyang mereka itu.

Di sinilah dibutuhkan suatu keberanian dan pengorbanan untuk mampu menegakkan kebenaran dan menciptakan suatu perubahan. Dia sungguh-sungguh melakukannya, dan berani menannggung segala resikonya. Keberanian ini pula yang membangun kepercayaan dari pengikutnya kelak.

Lalu Muhhamad pun mengundang makan keluarga-keluarganya itu ke rumahanya, dicobanya berbicara dengan mereka dan mengajak mereka kepada jalan Allah. Tetapi Abu Thalib, pamannya, lalu menyetop pembicaraanya itu. Ia mengajak orang-orang pergi untuk meninggalkan tempat itu. Keesokan harinya, sekali lagi, Muhammad mengundang mereka: “Siapa di antara kamu ini yang mau mendukungku dalam hal ini?” Mereka semua menolak. Hanya seorang anak kecil yang bangkit, “Rasulullah, saya akan membantumu, saya akan lawan siapa saja yang kau tentang.” Dia adalah Ali bin Abi Thalib. Ini adalah sebuah contoh konsistensi dari perjuangannya yang tidak pernah mengenal putus asa dan di sinilah letak persyaratan untuk menjadi seorang pemimpin yang dapat dipercaya.

Nabi Muhammad dengan terang-terangan mencela berhala kaum Quraisy. Pemuka-pemuka bangsawan kaum Quraisy dengan diketuai oleh Abu Sofyan bin Harb pergi menemui Abu Thalib (paman yang melindungi Nabi Muhammad SAW). “Abu Thalib”, kata mereka, “Kemenakanmu sudah memaki berhala-berhala kita, mencela agama kita, tidak menghargai harapan-harapan kita — Soalnya sekarang harus kau hentikan dia; kalau tidak, biarlah kami sendiri yang akan menghadapinya.” — kemudian dimintanya Muhammad datang (oleh Abu Thalib) dan diceritakannya maksud seruan Quraisy. Lalu katanya (Abu Thalib): “Jagalah aku, begitu juga dirimu. Jangan aku dibebani dengan hal-hal yang tak dapat kupikul.” — Dengan jiwa penuh kekuatan dan kemauan, ia menoleh kepada pamannya seraya berkata:

“Paman, demi allah, kalaupun mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan meletakkan bulan di tangan kiriku, dengan maksud supaya aku meninggalkan tigas ini, sungguh tidak akan aku tinggalkan, biar nanti Allah yang membuktikan kemenangan itu: di tanganku, atau aku binasa karenanya.”

Inilah contoh seorang pemimpin sejati, pemimpin yang memiliki prinsip. Dan prinsip inilah yang akan menciptakan kepercayaan dan pengaruh yang luar biasa dari pengikutnya kelak.

Pernah suatu saat Utbah berbicara kepada Nabi Muhammad SAW, orang Quraisy ini menawarkan harta, pangkat, bahkan kedudukan sebagai raja. Muhammad menjawab dengan membacakan surat As Sajadah, Utbah diam mendengar kata-kata yang begitu indah:

“Alif Laam Miim.

Turunnya al Qur’an yang tidak ada keraguan padanya, dan Tuhan semesta alam. Tetapi mengapa mereka mengatakan: “Dia Muhamnmad mengada-ngadakannya.”

Sebenarnya Al Qur’an itu adalah kebenaran dari Tuhanmu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum datang kepada mereka orang yang memberi peringatan sebelum kamu; Mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk.” (Surat As Sajadah ayat 1,2,3).

Dilihatnya sekarang yang berdiri dihadapannya itu bukanlah laki-laki yang didorong oleh ambisi harta, ingin kedudukan atau kerjaan—melainkan orang yang mau menunjukkan kebenaran, mengajak orang kepada kebaikan. Ia mempertahankan sesuatu dengan cara yang baik dengan kata-kata yang penuh mukjizat. Inilah contoh pemimpin yang bisa dipercaya, ia memegang teguh prinsip, tidak tergoda oleh rayuan harta atau kedudukan, yang akan menghancurkan dan menarik kepercayaan yang telah diperolehnya dari para pengikutnya. Bahkan Nabi Muhammad SAW mampu menolak tawaran tersebut dengan cara yang sangat mempesona. Inilah contoh-contoh dari tangga kedua seorang pemimpin, sebuah integritas.

Kami utus para Rasul-rasul, semata-mata untuk menyampaikan kabar gembira dan memberi peringatan. Maka barangsiapa yang beriman, dan memperbaiki diri, tiada mereka perlu dikhawatirkan, dan tiada mereka berduka cita.

– Q.S. 6 Surat Al An’aam (Binatang Ternak) Ayat 48 –

]]>
Artikel Motivasi:BIJAKSANA http://www.nolimitadventure.com/artikel/artikel-motivasibijaksana.html Mon, 31 Oct 2011 06:46:57 +0000 http://www.nolimitadventure.com/?p=966 Post by : Outbound Malang

Allah memerintahkan berbuat adil, melakukan kebaikan dan dermawan terhadap kerabat. Dan Ia melarang perbuatan keji, kemungkaran dan penindasan. Ia mengingatkan kamu supaya mengambil pelajaran.

– Q.S. 16 Surat An Nahl (Lebah) Ayat 90 –

Untuk memahami suara hati, perlu disadari secara sungguh-sungguh, bahwa semua sifat-sifat itu dirancang melalui satu kesatuaan tauhid, yang tidak dapat berdiri sendiri secara terpisah, namun bersifat esa atau satu. Semua dilaksanakan secara seimbang, itulah pencerminan dari Allah Sang Maha Bijaksana. Maka untuk memiliki suatu kecerdasan emosi, sepatutnya kita berpedoman serta mempelajari secara keseluruhan mengenal sifat-sifat Allah itu, itulah sumber dari suara hati kita. Pemahamannya tidak bisa diambil satu persatu untuk kepentingan atau selera pribadi saja, dengan mengabaikan sifat-sifat yang lain. Ingat, sifat Allah Yang Maha Bijaksana, pemahamannya haruslah melalui suatu mekanisme berpikir dan pelatihan yang terarah melalui Rukun Iman dan Rukun Islam. Tidak bisa pula hanya dipahami melalui otak atau sarana logis, tetapi harus melalui pencernaan hati yang suci bersih.

Pada hakikatnya segala keputusan yang akan anda ambil, jika dilandasi oleh dan karena Allah, anda akan menemukan sebuah kebijaksanaan mulia dengan penuh percaya diri. Keterbukaan berpikir, yang merupakan hal esensial dalam pengambilan keputusan. Sebuah proses dinamis di mana kita mengambil atau memilih di antara beragam alternatif. Keterbukaan dalam berpikir di mana di dalamnya terdapat proses memilah dan memilih, sebuah cerminan sifat bijaksana yang terpancar dari spektrum iman.

Saya akan mencoba memberikan beberapa contoh sikap seseorang yang berusaha untuk bersikap bijaksana (99 Thinking Hats)

  • Dorongan ingin berkuasa, tidak bisa berdiri sendiri, harus juga suci dan bersikap rahman dan rahim serta adil.
  • Dorongan ingin mencipta, juga tidak bisa berdiri sendiri, harus berhitung, dan berilmu.
  • Dorongan ingin sejahtera, juga tidak bisa berdiri sendiri, harus suci, juga tegas, dan membela kebenaran.
  • Dorongan ingin mandiri, juga tidak bisa berdiri sendiri, harus terpercaya, kokoh, dan harus memulau suatu langkah.

Semua itu barulah sebagin kecil dari sembilah puluh sembilan sifat-sifat Allah, yang merupakan sumber suara hati itu.

Saya akan memberikan beberapa contoh nyata dari pengertian di atas; Levi Strauss, pabrik pembuat pakaian raksasa, menghadapi suatu dilema sehubungan dengan dua sub-kontraktor jahit di Banglades, yang menggunakan tenaga kerja anak-anak. Para aktivis hak asasi manusia Internasional terus menekan Lwvi Strauss untuk tidak lagi memperbolehkan kedua kontraktor itu menggunakan pekerja di bawah umur. Namun, investor perusahaan menemukan bahwa jika anak-anak itu kehilangan pekerjaan, mereka menjadi miskin dan mungkin bisa jatuh ke lembah prostitusi. Haruskah perusahaan memecat mereka, guna melindungi mereka dari nasib yang lebih buruk? Solusi kreatif dalam hal ini adalah tidak memilih mana pun dari alternatif tadi. Levi Strauss memutuskan untuk tidak mencoret nama anak-anak itu dari daftar upah, sementara mereka tetap bersekolah secara paruh waktu, dan kemudian ketika mereka mencapai empat belas tahun, usia dewasa di negeri itu, perusahaan menarik mereka kembali bekerja. inilah contoh penggabungan dari beberapa dorongan suara hati ketika Levi Strauss harus membuat suatu keputusan yang rumit berupa dorongan ingin memelihara, ketika harus mempertahankan aksistensi perusahaan, sekaligus dorongan ingin melindungi ketika harus mencegah anak-anak dari lembah kemiskinan dan prostitusi, dan dorongan untuk memberikan kepada anak-anak. Serta dorongan suara hati untuk bersikap adil dan bijaksana. Inilah yang dimaksud satu kesatuan tauhid atau prinsip esa (99 Thinking Hats). Hasil Thawaf Suara Hati.

Ketika saya menjajaki suatu kemungkinan kerjasama dengan salah satu bank di indonesia dalam pemasaran kartu diskon sekaligus ATM, saya mengadakan suatu pertemuan dengan salah seorang pimpinan cabang suatu bank. Dengan pongah dia berkata kepada saya: “Kami tidak memerlukan suatu kerjasama apa pun, karena saat ini kami sedang melakukan ekspansi pembukaan kantor cabang dan ATM di dua puluh tujuh propinsi di Indonesia. Dan Kami akan menyaingi salah satu bang terbesar di Indonesia, dalam waktu dekat ini.” Beberapa tahun kemudian bank tersebut tutup dan diambil alih oleh pemerintah. Pemiliknya raib hingga kini. Kisah ini menggambarkan bahwa apabila hanya mengikuti satu suara hati saja seperti dorongan menjadi yang terbesar, tanpa mempertimbangkan suara-suara hati yang lain seperti kesabaran, perhitungan, dan kebijaksanaan, justru akan melahirkan suatu kegagalan dan kehancuran.

Ketika saya sedang menulis buku ini, saya sedang sibuk membantu salah satu perusahaan sejenis asuransi kesehatan. Saya diminta bantuan untuk menjual saham perusahaannya dalam waktu yang mendesak. Perusahaan itu sedang kesulitan likuidasi. Lalu saya minta tim manajemennya mempresentasikan sekaligus mendiskusikan permasalahan. Saya bisa menarik kesimpulan bahwa perusahaan tersebut telah melakukan “over servicing” atau pelayanan yang berlebihan sehingga mengakibatkan kerugian secara finansial. Saya menganjurkan mereka segera membuat rencana perbaikan di tingkat pelayanan agar sesuai dengan jumlah pendapatan mereka, ke dalam bentuk proposal. Kemudian proposal itu saya tawarkan ke beberapa investor, tetapi umumnya mereka menolak dengan alasan kondisi ekonomi yang kurang baik saat ini untuk melakukan suatu investasi. Setelah saya coba tawarkan ke sana-sini, akhirnya saya bertemu dengan salah seorang konglonerat Indonesia. Ia bersedia untuk mengambil alih sebagian besar saham perusahaan itu. Peristiwa ini melukiskan bahwa dorongan ingin memberi yang terbaik harus juga disertai dengan suara hati untuk berhitung dengan cermat dan suara hati untuk memelihara dan mempertahankan perusahaan (99 Thinking Hats).

Terjadinya perbedaan-perbedaan pendapat sebenarnya adalah perbedaan prioritas dari dorongan hati. Akanlebih mudah untuk memahami pikiran dan keinginan orang lain apabila lebih dulu memahami makna 99 Thinking Hats ini. Bahkan anda akan memiliki suatu radar hati yang mampu membaca suara hati orang lain apabila hafal dan paham sifat-sifat Allah yang merupakan dasar dari suara hati manusia. Inilah Empati dalam Star Principle. Anda akan semakin mudah masuk dan menyelami hati sanubari orang lain, dengan mengetahui apa tangisan dan apa impian orang lain.

Sungguh, Allah memerintahkan kepadamu menyampaikan amanat kepada orang yang berhak menerimanya. Dan jika kamu menetapkan hukum antara manusia, hendaklah kamu menghukum dengan adil.sungguh, alangkah indahnya peringatan yang Allah berikan kepadamu! Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat!

– Q.S. 4 Surat An Nisaa’ (Wanita-wanita) Ayat 58 –

Incoming search terms for the article:

Outbound Malang

– Outbound di Malang

– Outbound Training

]]>
Artikel Motivasi: MENTAL BUILDING MEMBANGUN MENTAL http://www.nolimitadventure.com/artikel/artikel-motivasi-mental-building-membangun-mental.html Fri, 28 Oct 2011 03:13:17 +0000 http://www.nolimitadventure.com/?p=955 Sungguh, orang-orang yang beriman dan melakukan amal kebaikan merekah mahluk sebaik-baiknya.

– Q.S. 98 surat Al Bayyinah (Bukti Nyata) Ayat 7 –

Setelah melalui Bagian Satu, yaitu “Penjernihan Emosi”, anda diharapkan sudah bisa mengenali tujuh faktor yang dapat membelenggu God-spot (fitrah), yaitu: prasangka negatif, prinsip hidup, pengalaman, kepentingan dan prioritas yang subyektif, sudut-sudut pandang, pembanding yang tidak obyektif, dan literatur-literatur. Pada bagian tersebut anda diharapkan sudah mampu mengantisipasi dan menjernihkan hati dan pikiran anda yang mungkin terbelnggu, baik secara disadari atau tanpa disadari.

Pada bagian “anggukan Universa”, saya berharap akan timbul suatu kesadaran diri bahwa pada dasarnya manusia memiliki hati yang universal, dengan syarat anda telah memiliki kejernihan hati, serta sudah terbebas dari ketujuh belenggu di atas. Juga akan muncul suatu kesadaran diri bahwa pada hakikatnya anda diberikan suatu karunia oleh Tuhan untuk bebas memilih reaksi anda sendiri terhadap suatu permasalahan yang timbul, atau terhadap suatu gagasan yang dimiliki (freedom of choice). Pada Bagian Satu itu, anda diharapkan juga sudah menyadari akan arti pentingnya efektifitas Bimillahirrahmanirrohim dan keseimbangannya, yang mendahulukan upaya ketimbang menunggu hasil, serta selalu bersikap rahman dan rahim, dan memiliki pemahaman akan arti penting kecerdasan emosi dan spiritual atau ESQ.

Pada Bagian dua ini, setelah anda memiliki kejernihan hati, maka anda akan mulai diisi dan dibangun melalui enam Prinsip yang didasarkan atas Rukun Iman, yaitu membangun prinsip bintang sebagai pegangan hidup; memliki prinisp malaikat sehinggat anda selalu dipercaya oleh orang lain; memiliki prinisp kepemimpinan yang akan membimbing anda menjadi seorang pemimpin yang berpengaruh; menyadari akan arti pentingnya prinsip pembelajaran yang akan mendorong kepada suatu kemajuan; mempunyai prinsip masa depan, sehingga anda akan selalu memiliki visi, dan terakhir yaitu memiliki prinsip keteraturan, sehingga tercipta suatu sistem dalam satu kesatuan tauhid, atau prinsip esa di dalam berpikir.

Setelah melalui pemahaman ekeenam prinsip ini, maka diharapkan anda akanmemiliki suatau landasan kokoh untuk memiliki sebuah kecerdasan hati, yang terbentuk di dalam diri anda. Dan yang terpenting adalah bahwa anda mempunyai suatu pegangan pasti, berupa sebuah prinsip yang sangat kuat dan tidak akan berubah meskipun menghadapi berbagai rintangan dan permasalahan yang sangat berat sekalipun, prinsip in akan abadi selamanya. Inilah sumber kebahagiaan dan ketenteraman di dalamhidup anda dan landasan bagi suatu kecerdasan emosi yang tinggi dan pintu gerbang menuju suatu keberhasilan baik lahir maupun batin.

Semua hasil karya terbaik manusia yang pernah ada, baik yang berbentuk fisik maupun nonfisik, awalnya tercipta melalui proses berpikir dalam alam pikiran. Kemudian dikembangkan dan diwujudkan pada alam nyata. Marilah kita simak contoh pertama, ketika sebuah mobil tercipta dalam berbagai bentuk, type, ukuran, dengan segala kecanggihannya. Terbayangkah dibenak kita, bahwa berabad-abad lalu ada orang yang menciptakan sebuah imajinasi mobil dalam pikirannya kemudian mewujudkannya di alam nyata? Contoh kedua, siapa menyangka air putih yang sehari-hari kita minum, ternyata menjadi sebuah bisnis besar “air mineral’? contoh-contoh di atas memberikan kita sebuah pemahaman bahwa betapa kekuatan berpikir (iman) memiliki potensi besar bagi hidup manusia.

Proses berpikir yang efektif memiliki dasar dan kerangka rujukan yang jelas, dengan didasari rasa tanggung jawab iman. Iman di sini yaitu menyakini dalam hati, mengucapkan dalamlisan serta mengamalkan dalam perbuatan. Iman sebagai dasar rujukan dalam proses berpikir secara aktual yang dimanifestasikan dalam bentuk amalshaleh yaitu untuk mewujudkan rahamatan lil ‘alamin, keseimbangan bagi alam dan segala isinya.

Untuk mencapai kondisi yang rahmatan lil ‘alami, dimana sebuah cita-cita luhur dapat digantungkan setinggi-tingginya, ada dua hal pokok yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Yang pertama, membangun prinsip berpikir yang benar dengan pijakan dasar yang kuat. Konsep berpikir di sini berhubungan kuat dengan kemampuan nalar (reasoning power) seseorang. Dengan kemampuan nalar ini seseorang dapat mencerna unsur-unsur penting seperti pandangan, paradigma, nilai-nilai dan visi ke depan.pokok yang kedua dinamakan kecerdasan emosi (emotional quotient) yang meliputi unsur suara hati, kesadaran diri, motivasi, etos kerja, keyakinan, integritas, komitmen, konsistensi, presistensi, kejujuran, daya tahan danketerbukaan. Ia semacam motivator dan inspirator utama bagi seseorang untuk mengerahkan seluruh potensi berpikir atau bernalar secara kognitif.

Pada gambar ESQ Model terdapat enam azas yang berfungsi untuk melindungi pusat orbit, atau Fitrah (God Spot). Keenam azas ini berfungsi untuk menjaga agar fitrah di pusat tetap utuh terpelihara. Dan karakteristik dari keenam azas ini adalah sesuai dengan sifat dasar manusia (human nature) yang sejalan dengankehendak hati nurani, serta kehendak alam, sebagai cerminan dari kehendak Allah Yang Maha Kuasa. Bahkan urutan keenam azas ini disusun secara sistematis sehingga saling menopang antara satu prinsip dengan prinsip yang lain. Semuanya bergerak melingkari titik Tuhan, yaitu berkiblat kepada kehendak Allah. Enam azas ini adalah metode ringkas untuk membangun metal hanif, sehingga seseorang akanmampu mendengar bisikan suara hati ilahiah sebagai bimbingan dari Sang Maha Sempurna.

Incoming search terms for the article:

Outbound Malang

– Outbound di Malang

– Outbound Training

]]>
Pemimpin yang Dicintai http://www.nolimitadventure.com/artikel/pemimpin-yang-dicintai.html Thu, 27 Oct 2011 01:28:04 +0000 http://www.nolimitadventure.com/?p=952 Post By : Outbound Malang

Kasihanilah mereka yang ada di bumi niscaya yang di langit akan mengasihi kamu.

Anda bisa mencintai orang lain tanpa memimpin mereka, tetapi anda tidak bisa memimpin orang lain tanpa mencintai mereka. Peryataan ini, dapat melukiskan bahwa seorang pemimpin harus mampu berhubungan secara baik dengan orang lain, dengan cara mencintai mereka. Seorang pemimpin tidak bisa hanya menunjukkan prestasi kerjanya saja. Tangga ini tidak boleh dilewati, apabila dilewati maka akbiatnya orang lain tidak akan mendukung anda, karena mereka tidak akan menyukai anda.

Prinsip Bismillahirrohmanirrohim adalah jawabannya. Selalu berusaha mengerti dan menghargai setiap individu, dan selalu bersikap rahman serta rahim. Berbeda dengan teknik sekarang yang banyak diajarkan, yang lebih menekankan pada teknik luar, seperti senyum, mengingat nama, mau mendengar, atau fokus pada minat orang lain. Sedangkan Nabi Muhammad Saw lebih dari sekedar ‘kulit’ tersebut. Sang Nabi penutup lebih memilih ‘inner beauty’ yang begitu memukau dan tanpa cacat. Saya akan memberikan contoh salah satu sifat Nabi Muhammad SAW berdasarkan buku “Sejarah Hidup Muhammad”: Yang menambah dakwah itu berkembang sebenarnya karena teladan yang duberikan oleh Nabi Muhammad SAW sangat baik sekali; Hak setiap orang masing-masing ditunaikan. Pandangannya kepada orang yang lemah, terhadap piatu, orang yang sengsara dan miskin adalah pandangan seorang bapak yang penuh kasih, lemah lembut dan mesra.

Sikap rahman dan rahim-nyalah yang menjadi landasan dasar bagi awal perjuangannya. Sikap ini terbukti efektif untuk membangun suatu pengaruh dan sebagai tangga pertama kepemimpinannya. Nabi Muhammad SAW telah melalui tangga ini untuk menjadi seorang pemimpin yang dicintai. Beliau juga adalah seorang yang sangat jujur, sehingga dijuluki ‘Al Amin’ atau orang yang dipercaya.

Saya akan memberi contoh lain tentang penampilannya sehari-hari: bila ada orang yang mengajaknya berbicara, ia mendengar dengan hati-hati sekali, tanpa menoleh kepada orang lain. Tidak hanya mendengarkan kepada yang mengajaknya berbicara, bahkan ia memutarkan seluruh tubuhnya. Bicaranya sedikit sekali, lebih banyak mendengar. Bila berbicara selalu bersungguh-sungguh, tetapi sungguh pun begitu, ia pun tidak melupakan ikut membuat humor dan bersenda gurau, dan yang dikatakannya selalu yang sebenarnya. Kadang ia tertawa sampai terlihat gerahamnya – dan menghargai orang terbawa oleh kodratnya yang selalu lapang dada – dan menghargai orang lain. Bijaksana ia. Maurah hati, dan mudah bergaul.

Saya akan memberikan contoh lain tentang sikapnya yang selalu adil dan bijaksana: Hampir terjadi perang saudara di Quraisy, ketika dua kelompok berselisih tentang siapa yang mendapat kehormatan untuk meletakkan batu “Hajar Aswad” di tempatnya. Tatkala mereka melihat Muhammad, adalah orang pertama yang memasuki tempat itu, mereka berseru: “Ini, Al Amin; Kami dapat menerima keputusannya.” (Nabi Muhammad SAW diminta untuk membuat sebuah keputusan). Ia berpikir sebentar, lalu katanya: “Kemarikan sehelai kain.” Setelah kain dibawakan, dihamparkannya dan diambilnya batu itu, lalu diltekkannya dengan tangannya sendiri, kemudian katanya: “hendaknya setiap ketua kabilah memegang ujung kain ini.” Mereka (yang berselisih) bersama-sama membawa kain tersebut ke tempat batu yang akan diletakkan itu. Lalu Muhammad mengeluarkan batu itu dan meletakkannya di tempatnya. Dengan demikian perselisihan itu berakhir di bencana dapat dihindarkan.

Inilah contoh sifat seorang pemimpin yang adil dan bijaksan, sebuah titik tolak sebelum dia meniti tangga kepemimpinan berikutnya. Pada tahap ini, pengikutnya akan merasa senang untuk berada di dekatnya dan mereka akan mengikuti karena mereka merasakan perhatian, kasih sayang dan kejujuran Rasulullah. Nabi Muhammad SAW mampu menunjukkankepedulian sosial, dengan ketulusan hatinya. Dia mampu memupukl hubungan yang baik dengan para sahabat dan lingkungan sosialnya.

Karenanya, maka ia (tiada) tergolong orang beriman yang saling menasehati, supaya bersabar dari berkasih-sayang.

– Q.S. 90 Surat Al Balad (Negeri) Ayat 17 –

Incoming search terms for the article:

Outbound Malang

– Outbound di Malang

– Outbound Training

]]>
KECERDASAN SPIRITUAL – SQ http://www.nolimitadventure.com/artikel/kecerdasan-spiritual-sq.html Sat, 22 Oct 2011 02:53:45 +0000 http://www.nolimitadventure.com/?p=949 Post by : Outbound Malang

Danah Zohar dan Ian Marshall mendefiniskan kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untukmenghadapi persoalan makna atau value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. SQ adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Bahkan SQ merupakan kecerdasan tertinggi kita (Danah Zohar dan Ian Marshall, SQ: Spirirtual Intellegence, Bloomsbury, Great Britain)

Sedangkan di dalam ESQ, kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah-langkah dan pemikiran tauhidi (integralistik), serta berprinsip “hanya karena Allah”. Saya akan berikan contoah, Harry bekerja di sebuah perusahaan otomotif sebagai seorang buruh. Tugasnya memasang dan mengencangkan baut pada jok pengemudi mobil. Itulah tugas rutin yang sudah dikerjakannya selama hampir sepuluh tahun. Karena pendidikannya hanya setingkat SLTP, maka sulit baginya untuk meraih posisi puncak. Saya pernah bertanya kepada Harry bahwa bukankah itu suatu pekerjaan yang sangat membosankan, dia menjawab dengan tersenyum, “Tidakkah ini suatu pekerjaan mulia, saya telah menyelamatkan ribuan orang yang mengemudikan mobil-mobil ini?, saya mengeratkan kuat-kuat kusri pengemudi yang mereka duduki, sehingga mereka sekeluarga selamat, termasuk kursi pengemudi yang anda duduki itu”. Esok harinya saya mendatangi Harry lagi. Saya ajukan pertanyaan, “Mengapa anda tidak melakukan mogok kerja seperti yang lain untuk menuntut kenaikan upah, dan nampaknya saat ini bahkan anda bekerja semakin giat saja?” Ia memandang mata saya, seraya tersenyum ia menjawab “Saya memang senang dengan kenaikan upah itu, seperti teman-teman yang lain, tapi saya memahami bahwa keadaan ekonomi sangat sulit, sehingga perusahaan kekurangan dana, saya memahami pimpinan perusahaan yang juga tentu sedang dalam kesulitan, dan bahkan terancam pemotongan gaji seperti saya. Jadi kalau saya mogok kerja, maka itu hanya akan memperberat masalah mereka”. Lalu ia melanjutkan pembicaraan sambil tersenyum. “Saya bekerja, karena prinsip saya adalah ‘memberi’, bukan hanya untuk perusahaan, tapi untuk ibadah saya.” Setelah lima tahun Harry telah menjadi seorang pengusaha otomotif ternama di Jakarta.

Harry mampu memaknai pekerjaannya sebagai ibadah, demi kepentingan umat manusia dan Tuhannya yang sangat dicitainya. Ia berpikir secara tauhidi dengan memahami seluruh kondisi perushaan, situasi ekonomi, dan masalah atasannya, dalam satu kesatuan yang esa (integral). Harry mempergunakan prinsip Bismillah dengan tetap bekerja giat dan bahkan lebih giat lagi. Harry berprinsip dari dalam, bukan dari luar, ia tidak terpengaruh oleh lingkungan. Harry adalah seorang raja, raja atas jiwanya. Jiwa yang bebas merdeka dengan prinsip La ilaha illallah. Inilah satu contoh konkrit hasil penggodokan kecerdasan emosi dan spiritual –ESQ. Sebuah penggabungan atau sinergi antara kepentingan dunia (EQ) dankepentingan spiritual (SQ). hasilnya adalah kebahagiaan dan kedamaian pada jiwa Harry, sekaligus etos kerja Harry yang tinggi tak terbatas. Harry menjadi aset perusahaan yang sangat penting. Harryi adalah “rahmatan lil alamiin”.

Incoming search terms for the article:

Outbound Malang

– Outbound di Malang

– Outbound Training

]]>
Artikel Motivasi:GOD-SPOT DAN KEMERDEKAAN BERPIKIR http://www.nolimitadventure.com/artikel/artikel-motivasigod-spot-dan-kemerdekaan-berpikir.html Fri, 14 Oct 2011 07:09:37 +0000 http://www.nolimitadventure.com/?p=942 Post by : Outbound Malang

Dan di antara mereka ada yang memandang kepadamu, tetapi dapatkah kamu membimbing orang buta, sekalipun mereka tiada melihat?

– Q.S. 10 Surat Yunus (Nabi Yunus) ayat 43 _

Saya akan memberikan contoh tentang manfaat kesucian hati yang akan mampu melahirkan ide-ide cemerlang (out of the box). Bisnis air mineral atau air putih yang dikemas dalam botol plastik, saat ini di Indonesia begitu merebak dengan dahsyat. Kini sudah ada ratusan perusahaan yang bergerak di bidang ini. Pelopornya adalah merek Aqua, dan saat ini sudah ada ribuan merek dengan berbagai kemasan, dan isinya hanya air. Sebelum Aqua diluncurkan, semua orang saat itu tidak pernah menyangka sama sekali bahwa air dalam botol plastik akanmenjadi bisnis raksasa. Kala itua, semua orang tidak mampu melihat peluang tersebut. Mengapa? Mereka termasuk kita pada saat itu, sudah terbiasa minum air putih di dalam gelas, bukan di botol. Itu menjadi tradisi yang tidak pernah terpikirkan lagi. Pikiran kita sudah terbelenggu oleh tradisi minum air di gelas. Tanpa kita sadari kita tidak merdeka dalam berpikir, dijajah oleh belenggu tradisi. Walaupun air putih selalu kita lihat sehari-hari kita tidak mampu melihat peluang bahwa orang seringkali membutuhkan air putih sebagai pelepas dahaga di tengah perjalanan. Saat jutaan orang kesulitan mencari air putih, kita tidak bisa melihat peluang raksasa itu, karena hati dan pikiran kita tertutup oleh kebiasaan dan tradisi.

Kemerdekaan berpikir atau mensucikan pikiran akan selalu menghasilkan sesuatu yang baru, karya-karya baru. Merdeka mencipta tanpa belenggu pikiran, itulah hasil kesucian dan kebebasan berpikir, God-Spot yang menghasilkan bisnis raksasa.

Jernihkan pikiran, bebaskan God-spot dari belenggu, dan berkreasilah.

“Tiadakah mereka melakukan perjalanan di muka bumi, sehingga mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka merasa, dan mempunyai telinga yang dengan itu mereka mendengar? Sungguh, bukanlah matanya yang buta, tetapi yang buta ialah hatinya, yang ada di dalam (rongga) dada.”

Incoming search terms for the article:

Outbound Malang

– Outbound di Malang

– Outbound Training

]]>
Prinsip Bismillah: Dalam Bidang Manajemen http://www.nolimitadventure.com/artikel/prinsip-bismillah-dalam-bidang-manajemen.html Tue, 27 Sep 2011 02:18:17 +0000 http://www.nolimitadventure.com/?p=937 Post by: Outbound Malang

Karenanya maka ia (tiada) tergolong orang beriman yang saling menasehati, supaya bersabar dan berkasih sayang.

– Q.S. 90 Surat Al Balad (Negeri) Ayat 17 –

Beberapa contoh sederhana tentang prinsip Bismillah adalah keseimbangan antara hasil dengan “the six M” (man, material, method, machine, money, market). Yaitu kasih dan sayang kepada manusia, memperhatikan materialnya, menyempurnakan metodenya, menjaga kualitas mesin dan mutu pelayanan, mempertimbangkan investasi, dan berusaha memberi kepuasan kepada market. Selanjutnya memberikan perhatian penuh pada perencanaan organisasi, unsur motivasi dan pengawasan serta evaluasi, dan langkah penyempurnaan secara terus-menerus atau yang disebut dengan ihsan. Semuanya didasari prinsip rahman dan rahim dengan kesadaran penuh sebagai rahmatan lil ‘alamin. Hasilnya, komitmen dan integritas yang sangat tinggi karena merasa dirinya dilihat oleh Tuhan, bukan karena atasan, atau sekedar upah belaka. Kesadaran diri sebagai hamba Tuhan. Jabatan manajer, baginya  adalah sebuah dedikasi dankepercayaan tanpa ‘reserve’. Penghasilan menurutnya hanyalah ‘rapor’ yang diterima atas kesimbangan prinsip Bismillah. Sikap ini akan mendorong suatu kreatifitas tanpa henti untuk menciptakan mutu pelayanan dan produk yang lebih berkualitas.

Sikap teringat pada seorang teman baik saya, sebut saja “DS”. Waktu “DS” masih bekerja pada sebuah bank saya, gajinya relatif kecil. Ketika itu dia menghadapi suatu masalah, salah seorang nasabahnya tidak bisa membayar hutangnya, dan nasabah tersebut tidak punya uang lagi. Kemudian saat “DS” memeriksa gudangnya, dia melihat tumpukkan marmer yang tidak terpakai, milik sang debitur. Maka dibuatlah suatu kesepakatan bahwa bank akan mengambil marmer tersebut, tiba-tiba “DS” teringat lantai di kantornya. Marmer itu kemudian dimanfaatkan. Tanpa mengharapkan apa pun dia telah mengeluarkan tenaga dan pikiran ekstra untuk memperbaiki lantai kantor tempat ia bekerja. namun tiba-tiba “DS” dipanggil atasannya dan tanpa ia duga sebelumnya, menerima selembar cek sebagai hadiah.

Hari ini setiap orang mendapat balasan menurut usahanya. Hari ini tiada kezaliman. Allah sungguh cepat membuat perhitungan.

Incoming search terms for the article:

Outbound Malang

– Outbound di Malang

– Outbound Training

]]>